Belajar merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar
perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Gagne
(1984) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto
(1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
suatu ingatan, retensi, pengiolahan informasi, emosi dan faktor faktor lain
berdasarkan pengalaman pengalaman sebelumnya. Berdasrkan pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan
tingkah laku sebelum keguiatan belajar mengajar, seorang guru perlu menyiapkan
dan merencanakan berbagai pengalaman belajaryang akan diberikan pada siswa dan
pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses belajar itu
sendiri terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa. Dengan
kata lain, belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Dalam hal ini belajar merupakan
proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut
adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektive dan
psikomotorik.oleh karena itu siswa harus mempunyai strategi belajar untuk
melaksanakan dan meningkatkan kegiatan belajarnya.
Strategi adalah rencana jangka panjang dengan
diikuti tindakan tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi merupakan cara yang dilakukan siswa dalam memecahkan masalah dalam
proses belajar.Menurut Oxford dan scarcella (1992:63) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah tindakan tertentu, tingkah laku, langkah-langkah yang
digunakan oleh seseorang siswa agar dapat meningkatkan proses belajar diri
sendiri. Strategi belajar yang dipilih seseorang akan dapat membantu dalam
pembelajaran bahasa, penyimpanan dan penggunaan dari informasi yang didapat. Strategi
tersebut akan membantu siswa dalam belajar sehingga belajar bahasa menjadi
lebih mudah, cepat, lebih menyenangkan , lebih efektif dan dapat digunakan pada
situasi situasi yang baru (Oxford, 1990).
- Macam-macam dan karakteristik strategi belajar :
1. Metakognitif adalah
kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
Strategi metakognitif merupakan proses proses yang berurutan yang digunakan untuk
mengontrol aktivitas aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif
telah dicapai.
Karakteristik dari Metakognitif
yaitu:
a. Fokus
terhadap pembelajaran.
Contoh:
o Siswa memusatkan perhatian pada apa yang
dipelajarinya.
o
Siswa
memutuskan menunda berbicara untuk menyimak apa yang di sampaikan oleh guru.
b. Merencanakan
pembelajaran
Contoh:
o Siswa mengetahui pembelajaran bahasa.
o
Siswa mengatur bagaimana cara belajar.
o
Siswa menetapkan tujuan yang akan dicapai.
o
Siswa mengidentifikasi tujuan tugas-tugas
bahasa meliputi kemampuan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis.
o
Siswa merencanakan tugas bahasa.
o
Siswa mencari kesempatan untuk mempraktekkan
apa yang sudah direncanakan.
c. Mengevaluasi
pembelajaran.
Contoh:
o Siswa mampu mengontrol dan mengevaluasi diri.
2. Kognitif adalah
strategi belajar yang menekankan keterampilan pada kemampuan berfikir seseorang
dalam memilih dan mengarahkan proses proses internal dalam belajar dan
berpikir.
Karakteristik
dari kognitif yaitu:
a. Penerapan
Contoh:
o Siswa mengulang proses belajar.
o Siswa mempraktekkan secara formal dengan cara
berbicara dan menulis.
o Siswa membandingkan dan menggunakan strategi
pembelajaran.
o Siswa dapat menggabungkan proses belajar.
o Siswa mempraktekkannya.
b. Menerima
dan menyampaikan ide.
Contoh:
o Siswa mendapatkan ide dengan cepat.
o Siswa menggunakan sumber belajar dalam
menerima dan menyampaikan ide.
c. Menganalisa
dan mempertimbangkan
Contoh:
o
Siswa
menganalisa ekspresi.
o
Siswa menganalisa perbedaan bahasa.
d. Membuat
perencanaan.
Contoh:
o Siswa membuat catatan kecil.
o Siswa membuat ringkasan.
o Siswa memberi tanda tentang hal-hal yang
dianggap penting .
3. Affektif adalah
strategi belajar seseorang dengan mengontrol emosi.
Karakteristik
dari affektif yaitu:
a. Mengurangi
rasa cemas
Contoh:
o Siswa mendengarkan musik.
b. Membesarkan
hati.
Contoh:
o Siswa membuat pernyataan yang positif.
o Siswa mengambil resiko yang bijak.
o Siswa memberi penghargaan terhadap diri sendiri.
c. Mengontrol
emosi.
Contoh:
o Siswa mengenal diri sendiri.
o Siswa menulis dengan gaya bahasa diari.
o Siswa curhat terhadap diri sendiri dengan
orang lain.
4. Sosial
adalah strategi belajar seseorang mampu bekerjasama dengan orang lain.
Karakteristik
dari sosial yaitu:
a. Bertanya
Contoh:
o Siswa menanyakan klarifikasi atau pembuktian.
o Siswa meminta pembenaran.
b. Bekerja
sama dengan orang lain.
Contoh:
o Siswa melakukan diskusi.
o Siswa bekerja secara kelompok
c. Berempati
kepada orang lain.
Contoh:
o Siswa dapat memahami adat-istiadat.
o Siswa peka terhadap pikiran dan perasaan orang
lain.
5. Memori adalah
strategi belajar seseorang dengan menghafal materi pembelajaran.
Karakteristik
dari memori yaitu:
a. Menciptakan
hubungan
Contoh:
o Siswa membuat kelompok
b. Menerapkan
gambar dan suara.
Contoh:
o Siswa menggunakan perbandingan antara gambar
dan suara .
o Siswa mampu menggunakan kata kunci.
o Siswa menggunakan musik dan gambar untuk mengingat.
c. Pengulanagan
materi dengan baik.
Contoh:
o Siswa mampu melakukan refleksi.
d. Melakukan
tindakan
Contoh:
o Siswa menggunakan respon fisik.
6. Kompensasi adalah
gabungan dari 1 atau lebih dari strategi belajar.
Karakteristik dari
kompensasi yaitu:
a. Memperkirakan
kecerdasan atau fikiran seseorang.
Contoh:
o
Siswa menggunakan petunjuk atau informasi.
b. Mengatasi
keterbatasan dalam berbicara dan menulis.
Contoh:
o Siswa menggunakan gerak tubuh sebagai isyarat.
o Siswa menghindari komunikasi secara sebagian
maupun total.
o Siswa menentukan topik.
o Siswa memperkirakan pesan.
o Siswa dapat membuat kosa kata baru.
o Siswa menggunakan sinonim.
- Pentingnya guru memahami strategi belajar
Dengan guru memahami alasan pemikiran strategi
belajar siswa dan jenis-jenis strategi yang digunakan, diharapkan guru dapat
memilih cara mengajar yang tepat dengan lebih memberi kebebasan dalam belajar,
sehingga tujuan belajar mengajar akan tercapai.
- Bentuk-Bentuk Implementasi Pembelajaran
Implementasi pembelajaran merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan mutu belajar.
1
Belajar
Berdasarkan Masalah
Belajar berdasarkan masalah atau PBL (Problem Based
Learning) adalah lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk
belajar. Artinya, sebelum pebelajar mempelajari suatu hal, merka diharuskan
mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah
kasus. Contohnya, bahan pembelajaran berdasarkan masalah ini akan memandu para
pengguna / pebelajar mulai dari konsep PBL , langkah-langkah PBL, sampai
menerapkan metode PBL dalam team work di tempat kerja.
2.
Belajar
Berdasar Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: belajar
dengan konstruktivisme (Contructivism), bertanya (questionning), menemukan
hasil pembelajaran (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya ( Authentic Assesment).
3.
Pengajaran
Berbasis Perbedaan Individual
Pengajaran tradisional menitik beratkan pada
pengajaran klasikal. Guru mengajarkan bahan yang sama dengan metode yang sama
dan penilaian yang sama kepada semua siswa, dan dianggap akan menghasilkan
hasil yang sama bagi semua siswa. Contohnya: guru sewajarnya memperhatikan cara
belajar yang dilakukan oleh siswanya disamping memperhatikan bahan belajar dan
kegiatan-kegiatan belajar dan bahan pelajaran yang serasi dengan keadaan.
Jangan sampai kegiatan dan bahan-bahan belajar justru menimbulkan rasa takut
atau mematikan minat para siswa secara perorangan
4.
Pengajaran
Berbasis Lingkungan
Lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor
kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor
belajar yang penting. Lingkungan belajar / pembelajaran / pendidikan terdiri
dari; lingkungan sosial yaitu lingkungan masyarakat baik kelompok besar /
kecil, lingkungan personal yang meliputi individu-individu sebagai suatu
pribadi yang berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya, lingkungan alam
(fisik) yang meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai
sumber belajar, dan yang terakhir yaitu lingkungan kultural yang mencakup hasil
budaya dan tekhnologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat
menjadi faktor pendukung pengajaran. Contohnya:
a. Lingkungan
sosial yaitu belajar langsung melalui masyarakat yang dilaksanakan dalam bentuk
pariwisata, survei dan pengabdian sosial.
b. Lingkungan
personal yaitu belajar langsung dari diri sendiri ataupun orang lain
berdasarkan.
c. Lingkungan
alam
d. Lingkungan
kultural yaitu belajar langsung melalui kegiatan-kegiatan ekspresi, seperti:
menggambar, menari, dan dramatisasi.
- Metode Belajar Quantum Learning
Quantum learning merupakan metode pengajaran maupun
pelatihan yang baru yang menggunakan metodologi berdasarkan teori-teori
pendidikan seperti Multiple Intelligences (Gardner), Experential Learning
(Hahn) dll.
- Pembelajaran Berbasis Motivasi
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Contohnya: memberi dorongan pada siswa yang mendapat nilai
kurang agar dapat memperoleh nilai yang lebih baik.
- Pembelajaran Berbasis Kelas
Kelas yang kondusif mempunyai ciri-ciri yaitu
tenang, dinamis, tertib, suasana saling menghargai, saling mendorong,
kreatifitas tinggi, dan saling berinteraksi dengan baik. Peningkatan mutu
pendidikan atau pembelajaran berbasis kelas, berupaya untuk lebih memperdalam
siswa-siswi tidak hanya dipandang sebagai objek dalam pembelajaran tetapi
sebagai subyek yang memiliki kesadaran, harapan, keinginan, dan visi masa
depan. Pengelompokan kelas adalah menciptakan kondisi bagi terlaksananya proses
belajar mengajar yaitu menciptakan kondisi belajar yang:
·
Dapat memberi kesempatan siswa untuk
berfikir sendiri.
·
Dapat memberi kesempatan siswa untuk
mencoba dan berusaha sendiri.
·
Dapat menciptakan hubungan guru dan
siswa yang serasi.
·
Dapat menciptakan komunikasi guru dan
siswa yang efektif.
Referensi:
- Nana Syaodih Sukmadinata (2005)
- Gagne (1984)
- Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27)
- Oxford dan scarcella (1992:63)
- Oxford ( 1990 )
Referensi:
- Nana Syaodih Sukmadinata (2005)
- Gagne (1984)
- Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27)
- Oxford dan scarcella (1992:63)
- Oxford ( 1990 )
Assalamu'alaikum...
BalasHapusterimakasih atas ilmunya bu guru,
^_^
menyimak materi bu guru,